Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Teori Warna Desain Grafis

teori warna desain grafis

Teori warna merupakan topik yang sangat menarik bagi seniman, desainer, dan siapa saja yang ingin menciptakan kombinasi warna yang estetis. Prinsip dasar teori warna dapat diterapkan pada palet warna apa pun untuk menciptakan skema warna yang harmonis. 

Dengan memahami beberapa konsep sederhana, Anda dapat memastikan bahwa pilihan warna Anda akan menyenangkan mata dan menyampaikan suasana hati yang Anda inginkan.

Dalam desain, teori warna adalah seperangkat prinsip yang digunakan untuk menciptakan palet warna yang harmonis. Tiga warna primer, merah, kuning, dan biru, adalah dasar dari roda warna. Warna sekunder, hijau, ungu, dan oranye, dibuat dengan mencampur warna primer. 

Warna tersier, merah-oranye, kuning-oranye, kuning-hijau, biru-hijau, biru-ungu, dan merah-ungu, dibuat dengan mencampurkan warna primer dengan warna sekunder.

Table of Contents:

Apa itu teori warna desain grafis?

Teori warna adalah studi tentang warna dan dampaknya terhadap emosi dan perilaku manusia. Ini dapat digunakan untuk membantu menciptakan skema warna yang harmonis dalam proyek desain.

 Warna dapat dibagi menjadi tiga kategori: hangat, dingin, dan netral. Warna hangat diasosiasikan dengan kebahagiaan, sedangkan warna dingin diasosiasikan dengan kesedihan. Netral adalah warna yang berada di antara keduanya.

Teori warna dapat digunakan untuk membuat desain yang menarik secara emosional. Misalnya, jika Anda ingin mendesain ruangan yang terasa bahagia dan mengundang, Anda akan menggunakan warna-warna hangat. Jika Anda ingin mendesain ruangan yang terasa menenangkan dan tenteram, Anda akan menggunakan warna-warna sejuk. Dan jika Anda ingin mendesain ruangan yang netral dan seimbang, Anda akan menggunakan warna-warna netral.

Mengenal roda warna desain grafis

Kebanyakan orang akrab dengan roda warna, bahkan jika mereka tidak menyadarinya. Roda warna adalah cara memvisualisasikan bagaimana warna berhubungan satu sama lain. Ada tiga warna primer (merah, kuning, dan biru), tiga warna sekunder (oranye, hijau, dan ungu), dan enam warna tersier (merah-oranye, kuning-oranye, kuning-hijau, biru-hijau, biru-ungu , dan merah-ungu). 

Roda warna dapat membantu Anda memilih warna yang cocok dipadukan. Misalnya, Anda dapat memilih skema warna berdasarkan warna komplementer (warna yang saling berlawanan pada roda warna). Anda juga dapat membuat skema monokromatik, yang menggunakan nuansa berbeda dengan warna yang sama.

Roda warna adalah bagian penting dari teori warna, karena menunjukkan hubungan antara warna. Roda warna dapat digunakan sebagai referensi saat memilih warna untuk proyek desain, karena kombinasi warna tertentu dapat menciptakan efek yang diinginkan. 

Misalnya, menggunakan warna pelengkap dapat menciptakan tampilan yang mencolok, sedangkan menggunakan warna yang bersebelahan pada roda dapat menciptakan efek yang lebih halus. Memahami teori warna dapat membantu desainer membuat pilihan yang tepat saat memilih warna untuk proyek mereka.

Bagaimana teori warna dapat membantu proyek desain Anda?

Teori warna adalah studi tentang bagaimana warna berinteraksi satu sama lain. Ini dapat digunakan untuk membantu Anda memilih warna untuk proyek desain Anda yang akan bekerja sama dengan baik.

Teori warna dapat membantu Anda membuat skema warna untuk proyek Anda yang serasi dan enak dipandang. Ini juga dapat membantu Anda menghindari kombinasi warna yang mungkin berbenturan atau terlihat tidak profesional.

Mempelajari teori warna dapat memberi Anda pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana warna bekerja bersama. 

Pengetahuan ini dapat membantu dalam banyak aspek desain, mulai dari memilih warna untuk situs web atau logo Anda, hingga memilih warna cat untuk rumah Anda.

Skema warna desain grafis

Dalam teori warna, skema warna adalah kombinasi warna yang digunakan dalam desain. Ada empat tipe dasar skema warna: monokromatik, komplementer, analog, dan triadik. 

Skema warna monokromatik menggunakan satu warna dengan berbagai tint, shade, dan tone. 

Skema warna komplementer menggunakan dua warna yang berhadapan langsung pada roda warna. 

Skema warna analog menggunakan tiga warna yang bersebelahan pada roda warna. 

Skema warna triadik menggunakan tiga warna yang ditempatkan secara merata di sekitar roda warna. 

Teori warna dapat membantu Anda memilih skema warna yang akan menciptakan efek yang diinginkan dalam proyek desain Anda.

berbekal pemahaman tentang teori warna, Anda dapat menerapkannya pada proyek desain Anda untuk menciptakan skema warna yang memukau. 

Pengetahuan teori warna dapat membantu Anda memilih warna yang membantu membuat desain yang baik.

Warna pengatur (contrasting color combinations)

teori warna dapat menjadi penting untuk memilih warna potensial yang akan mempengaruhi desain Anda. Berikut adalah beberapa perpaduan warna yang dapat dipercayai untuk meningkatkan keselarasan desain.

Warna-warna kontras

Berdampingan dalam desain, warna kontras menghasilkan kontras yang sangat kuat. Warna kontras umumnya dipadukan dengan warna gelap dan warna terang. Beberapa warna kom  complementer juga dapat menjadi warna kontras. 

Ketika membuat pembuatan desain, Anda mungkin membutuhkan dua warna komplementer untuk melahirkan warna kontras. Dengan memperhatikan teori warna, Anda dapat memilih beberapa warna potensial yang akan menjadi bagian yang menonjol dalam desain Anda.

Warna terkecil (subtractive color combinations)

Beberapa warna terkecil memiliki kualitas penghambatan yang sangat berbeda. Warna gelap, warna abu-abu, dan embermertermer embermertera (emembermbermber embermermber emberra) adalah contoh warna terkecil. 

Dalam desain, warna terkecil dapat digunakan untuk mengintruksikan bagian yang lebih kecil dan menunjukkan ketidakpastian. Warna terkecil juga memiliki daya komplementer yang berwarna cahaya. Dengan memahami teori warna kurang terkecil, Anda dapat memilih warna potensial yang tepat bagi desain Anda.

Warna kontrol (complementary color combinations)

berdebukat warna komplementer dalam desain. Warna komplementer adalah warna yang berbeda warna pembeda. 

Warna komplementer ditandai dengan munculnya warna hijau ketika muncul di dekat warna merah. Biasanya, satu  warna komplementer mengubah warna komplementer lainnya.

Warna kontrol adalah warna yang berubah menjadi warna komplementer ketika dijumpai dengan warna lain. 

Misalnya, hijau adalah warna komplementer, sedangkan biru adalah warna kontrol. Berdampingan dalam desain, warna komplementer dapat melibatkan kekaguman atau emosi negatif. Satu tipe warna komplementer dapat membuat warna lain berbalutan atau berwarna emosi. 

Dengan memperhatikan teori warna komplementer, Anda dapat memilih satu perpaduan warna potensial yang akan membantu Anda mencapai hasil untuk desain Anda.

Fikalmyid
Fikalmyid Blogger Wajo yang ngeblog sejak tahun 2014. Saat ini aktif desain grafis sambil share tips dan trik tentang blog dan desain grafis

Post a Comment for "Mengenal Teori Warna Desain Grafis"